Senin, Desember 23, 2024
BerandaBerita TerbaruPaslon Nomor Tiga dan Satu Adu Data Soal Korupsi Dalam Debat Pilkada...

Paslon Nomor Tiga dan Satu Adu Data Soal Korupsi Dalam Debat Pilkada Balikpapan

 

Isukaltim.com|  Debat pasangan calon (Paslon) dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) Balikpapan digelar oleh KPU Kota Balikpapan di Hotel Novotel pada Rabu (23/10/24) tadi malam. Debat publik Pilkada Balikpapan 2024 yang dibagi dalam  beberapa segmen dan memiliki tensi cukup tinggi.

Dalam debat publik tersebut mempertemukan tiga pasangan calon (paslon) yang akan memperebutkan kursi Walikota dan Wakil Walikota Balikpapan, yaitu Paslon 1: Rahmad Mas’ud dan Bagus Susetyo, Paslon 2: Rendi Susiswo Ismail dan Eddy Sunardi Darmawan dan Paslon 3: Muhammad Sa’bani dan Syukri Wahid.

Setelah menyampaikan  visi dan misi pada segmen pertama, tiga pasangan calon (paslon) wali kota dan wakil wali kota Balikpapan mengikuti segmen kedua yakni pendalaman visi misi. Pada pertanyaan kedua segmen ini, pemandu debat bertanya kepada paslon nomor tiga M Sa’bani-Syukri Wahid.

Diketahui bahwa pemandu debat bertanya bagaimana tentang strategi paslon tersebut untuk memitigasi dan memetakan segala bentuk korupsi, kolusi, dan nepotisme dalam penyelenggaraan pemerintahan di Kota Balikpapan.

Menjawab pertanyaan itu, Sa’bani menyampaikan  bahwa langkah mitigasi yang akan dilakukannya adalah kepala daerah berkomitmen untuk tidak menerima tamu yang membawa sesuatu dan menjanjikan sesuatu.

- Advertisement -

Sa’bani melanjutkan bahwa komitmen terbuka kepada seluruh pejabat untuk betul-betul memperhatikan pengadaan proses barang dan jasa, perizinan, serta komunikasi. Juga untuk tidak melakukan hal-hal yang tidak perlu dan tidak memperlambat proses.

“Dari komitmen itu, bagi pejabat yang terbukti menerima feedback atau cashback lain sebagainya, kita minta mereka dengan kesadarannya untuk mengundurkan diri dari jabatannya, dan kita akan mengisi dengan pejabat yang lebih baik lagi,” beber Sa’bani.

Syukri Wahid, Calon wakil wali kota nomor urut tiga kemudian menambahkan jawaban dari pertanyaan tersebut dengan mengungkapkan bahwa KPK merilis data dari 2021-2023 ada 312 pengaduan, dan Balikpapan tertinggi dengan 41 aduan.

“Ini bukti kota ini tidak nyaman lagi dalam aspek penyelenggaraan pemerintahan. Oleh karena itu, kita akan membuat langkah-langkah partisipatif selebar-lebarnya masyarakat untuk mengawasi dan kita komitmen sebagai kepala daerah tidak terlibat dalam kepentingan keluarga,” papar Syukri Wahid

Pemandu debat kemudian melempar jalannya acara kepada paslon nomor urut satu Rahmad Mas’ud dan Bagus Susetyo. Rahmad mengungkapkan dirinya sepakat untuk apa yang disampaikan oleh paslon nomor tiga karena itu semua bertujuan untuk kebaikan masyarakat Balikpapan.

Rahmad selanjutnya sedikit menyampaikan kritik dengan mengatakan bahwa dirinya tidak tahu dasar data yang mengatakan korupsi kota Balikpapan yang tertinggi, karena dari hasil survei, persepsi antikorupsi Balikpapan 9,14 persen, kemudian indeks persepsi antikorupsi 3,5. Artinya itu kategori bersih dari korupsi untuk kota Balikpapan.

“Tapi ini data. Jadi kita harus bicara data, jadi tidak boleh ada pengalihan isu, seolah-olah kota Balikpapan ini tertinggi korupsinya , kemudian indeks kualitas pelayanan sangat baik mencapai 3,50 kategori yang golongannya dari KPK dikategorikan sangat baik.” ujarnya.

Selanjutnya Rahmad menjabarkan dari data-data ini, masyarakat boleh menilai data ini, pemerintah yang selama ini berjalan apakah korupsi atau ada indikasi korupsi. Sementara itu, paslon nomor dua Rendy Ismail dan Eddy Sunardi tidak ingin terjebak dalam adu data tersebut.

Menyikapi hal itu, Rendy mengatakan bahwa dalam seratus hari kepemimpinannya nanti jika terpilih akan melakukan audit investigatif baik dalam berkaitan kinerja maupun keuangan untuk menjamin Balikpapan bersih dari korupsi, kolusi, dan nepotisme. (ds/ik)

 

Berita Terkait

4 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -

Isu Populer

- Advertisment -

Komentar Terbaru

- Advertisment -