Selasa, Januari 7, 2025
BerandaBerita TerbaruMenteri LH: Sampah Global dan Nasional Masih Jadi Masalah Utama Lingkungan

Menteri LH: Sampah Global dan Nasional Masih Jadi Masalah Utama Lingkungan

 

Isukaltim.com |  Hanif Faisol Nurofiq, selaku Menteri Lingkungan Hidup menyatakan bahwa pengelolaan sampah menjadi isu besar baik di tingkat global maupun nasional, dan sampai sekarang belum dapat diselesaikan.

Pada 2024, sekitar 38 persen sampah di dunia masih belum terkelola dengan baik dan berkontribusi pada perubahan iklim, hilangnya keanekaragaman hayati, serta penimbunan sampah. Di Indonesia, timbunan sampah pada 2023 tercatat mencapai 56,63 juta ton, dengan pengelolaan sampah saat ini baru mencapai 39 persen.

Artinya, sekitar 60 persen sampah di seluruh Indonesia belum dikelola dengan optimal. Hanif menyampaikan hal ini saat menghadiri Aksi Bersih Sampah Laut di Pantai Kuta, Kabupaten Badung, Bali, pada Sabtu (04/01/25).

Tercatat, dari 550 TPA (Tempat Pemrosesan Akhir) sampah di Indonesia, lebih dari 300 TPA atau sekitar 54,40 persen masih mengoperasikan metode open dumping, yang sebenarnya tidak sesuai dengan Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008.

Timbunan sampah kian meningkat seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan kegiatan tidak ramah terhadap sampah.

- Advertisement -

Hanif memberikan peringatan, jika persoalan sampah tidak segera ditangani, dampak kedepan akan semakin besar, tercemarnya udara, air, dan tanah, serta meningkatnya gas rumah kaca. Ia juga mengingatkan, sampah yang mencemari laut, seperti di Pantai Kuta, Bali, menjadi salah satu masalah.

Meskipun sudah ada Pepres (Peraturan Presiden) Nomor 83 Tahun 2018 tentang penanganan sampah laut, operasionalisasi aturan tersebut dinilai masih kurang signifikan. Kebocoran sampah di lingkungan dan penggunaan open dumping di TPA menjadi kendala utama. Sebanyak 80 persen sampah di laut berasal dari daratan, sementara 20 persen berasal dari aktivitas pesisir dan laut.

Hanif menegaskan bahwa penyelesaian masalah sampah ini memerlukan kerja sama semua pihak. Data pengelolaan sampah di Provinsi Bali menunjukkan bahwa pada 2023, pengurangan sampah baru mencapai 14,32 persen, sehingga lebih dari 80 persen sampah masih belum terkelola dengan baik.

Hanif menekankan perlunya peralihan paradigma pengelolaan sampah, dengan fokus pada pengelolaan di hulu dan pengembangan industri terkait, terutama mengingat Bali sebagai destinasi wisata unggulan yang mengutamakan kebersihan. (wp/ik)

 

Berita Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -

Isu Populer

- Advertisment -

Komentar Terbaru

- Advertisment -