Isukaltim.com | Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta ungkap bahwa tingkat partisipasi pemilih dalam Pilkada 2024 mengalami penurunan jika dibandingkan dengan Pemilu Presiden (Pilpres) 2024.
Penurunan ini menjadi perhatian bagi KPU DKI Jakarta, yang menyatakan akan segera melakukan evaluasi terhadap hal tersebut. Menurut Astri Megatari, selaku Anggota KPU DKI Jakarta, meskipun data resmi mengenai jumlah pemilih yang menggunakan hak suaranya di tempat pemungutan suara (TPS) belum sepenuhnya dihimpun, pantauan sementara menunjukkan bahwa tingkat partisipasi pada Pilkada kali ini lebih rendah daripada saat Pilpres dan Pileg sebelumnya.
Ia mengungkapkan bahwa meskipun data final belum tersedia, angka partisipasi yang terpantau saat ini menunjukkan angka yang lebih rendah dibandingkan dengan Pemilu Presiden. Astri menambahkan bahwa evaluasi terhadap penurunan partisipasi pemilih ini akan segera dilakukan oleh KPU DKI Jakarta.
Ia menegaskan bahwa pihaknya telah berupaya semaksimal mungkin untuk meningkatkan partisipasi melalui berbagai kegiatan sosialisasi dan pendidikan pemilih yang telah dilakukan. Upaya sosialisasi tersebut diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi dalam Pemilu, meskipun hasilnya belum terlihat sesuai harapan.
Selanjutnya, Astri menjelaskan bahwa KPU DKI Jakarta telah melaksanakan berbagai program sosialisasi dan penyampaian informasi terkait Pemilu kepada masyarakat luas. Semua kegiatan tersebut dimaksudkan untuk mendorong warga DKI Jakarta agar lebih aktif dalam menyalurkan hak suaranya pada Pilkada kali ini.
Namun, meskipun sudah dilakukan berbagai upaya, tantangan terkait rendahnya partisipasi tetap menjadi fokus utama yang perlu dievaluasi lebih lanjut. Ketua KPU DKI Jakarta, Wahyu Dinata, juga mengonfirmasi penurunan partisipasi pemilih pada Pilkada 2024 jika dibandingkan dengan Pilpres dan Pileg sebelumnya.
Ia menyebutkan bahwa tingkat partisipasi pada Pilkada kali ini lebih rendah, meskipun belum ada rincian lebih lanjut terkait jumlah pasti pemilih yang berpartisipasi. Wahyu menjelaskan bahwa pada Pilkada 2007 dan 2012, tingkat partisipasi sekitar 65 persen, sedangkan pada Pilkada 2017 mengalami lonjakan menjadi sekitar 78 persen.
Meskipun demikian, KPU DKI Jakarta masih dalam proses rekapitulasi data, dan akan melakukan evaluasi lebih mendalam untuk mengetahui penyebab penurunan partisipasi pemilih pada Pilkada kali ini. (wp/ik)
Penyebabnya serangan fajarnya kurang pak