Isukaltim.com | FBI beri peringatan kepada pengguna Gmail untuk mengganti alamat email mereka mulai 2025. Gmail, platform email gratis dengan 2,5 miliar pengguna, diduga menjadi sasaran utama serangan siber berbasis AI (Artificial Intelligence) pada tahun mendatang.
Sebagai platform yang menyimpan banyak data sensitif, Gmail telah lama menjadi target empuk bagi pelaku kejahatan siber. Belakangan, FBI mengungkap adanya serangan yang memanfaatkan notifikasi Google Calendar untuk menyerang pengguna Gmail.
McAfee, perusahaan keamanan siber, memperingatkan potensi serangan phishing canggih dengan memanfaatkan teknologi AI. “Penipu menggunakan kecerdasan buatan untuk membuat video atau rekaman audio palsu yang sangat realistis yang berpura-pura menjadi konten asli dari orang sungguhan,” ujar McAfee, dikutip dari Forbes, Rabu (25/12/24).
Teknologi deepfake, semakin hari semakin terjangkau, memungkinkan penjahat siber menciptakan konten palsu yang tampak autentik. Teknologi ini memudahkan siapa saja, bahkan yang kurang berpengalaman, untuk membuat konten meyakinkan yang dapat menipu pengguna hingga mengungkapkan informasi pribadi.
Contoh dari serangan ini terjadi pada Sam Mitrovic, seorang konsultan keamanan Microsoft, hampir menjadi korban serangan phishing berbasis AI. Penyerang berpura-pura menjadi tim dukungan Google dengan detail yang terlihat sah. Mitrovic menerima notifikasi tentang pemulihan akun Gmail yang tampaknya sah, diikuti dengan panggilan telepon yang juga mengklaim berasal dari Google.
Namun, setelah menerima panggilan kedua, Mitrovic sadar akan kejanggalan. Meskipun email dan nomor telepon tampak valid, email tersebut ternyata memiliki kolom To yang bukan milik Google, menandakan upaya phishing yang sangat cermat.
Google dan ahli keamanan merekomendasikan beberapa langkah untuk melindungi akun pengguna, seperti menghindari klik pada tautan mencurigakan, memverifikasi permintaan informasi pribadi, serta memeriksa aktivitas akun secara langsung.
Untuk menghadapi ancaman ini, penelitian dari Palo Alto Networks mengembangkan algoritma pembelajaran mesin berbasis AI untuk mendeteksi serangan malware JavaScript. Algoritma ini dapat mengidentifikasi ribuan serangan setiap minggu, menunjukkan potensi teknologi AI dalam deteksi ancaman dan pertahanan. (wp/ik)