Isukaltim.com | Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Paser menyelenggarakan debat publik pertama bagi pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati dalam rangkaian Pilkada Serentak Tahun 2024. Debat ini dilaksanakan di Ballroom Kyriad Hotel Sadurengas, Tepian Batang, Tanah Grogot, Paser, Kalimantan Timur, Sabtu (9/11/2024).
Dalam debat yang berlangsung, moderator bertanya kepada dua Paslon yang hadir terhadap tantangan yang di hadapi petani sawit, seperti ketegantungan pada harga pasar dan kualitas buah, apa langkah konkrit yang akan dilakukan utuk meningkatkan daya tawar dan kesejahteraan petani sawit swadaya di Kabupaten Paser.
Paslon 01, dr. Fahmi menerangkan bahwa program produk domestik regional bruto merupakan salah satu indikator untuk mengetahui kondisi di suatu wilayah.
“Nilai PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) Kabupaten Paser masih di dominasi oleh sektor Pertambangan, Penggalian dan sektor berikutnya adalah sektor pertanian, salah satunya adalah pertanian, perikanan, kehutanan dan juga perkebunan,”tutur dr. Fahmi.
Lebih lanjut dr. Fahmi mengatakan, perkebunan kelapa sawit merupakan salah satu sektor yang harus kita tingkatkan, namun perlu juga kita menggali sektor pertanian lain.
Baca juga:KPU Ingatkan Paslon Untuk Tak Saling Menjatuhkan Dalam Debat Perdana Pilkada PPU 2024
“Karena sektor sawit ini sangat berpengaruh pada pasar global yaitu minyak bumi. Maka dari itu kita perlu menggali sektor pertanian yg lain dalam hal ini pertanian padi dan hortikultura yang akan kami lakukan kedepan,” ujar dr. Fahmi.
Baca juga:Peran Milenial & Gen Z dalam berpolitik Pada Pilkada Serentak 2024
Menanggapi pertanyaan moderator, Paslon 02, Masitah mengatakan, komitmen kedepannya adalah menstabilkan harga sawit sesuai keputusan dari pada gubernur, harga TBS (Tandan Buah Segar) di Provinsi 2,800 rupiah per kilo, tetapi untuk di kabupaten Paser terendah dari seluruh Kabupaten yang ada di Kalimantan Timur yaitu 2,400 rupiah per kilo.
“Kedepanya kami akan memberikan bimbingan tehnik kepada petani agar melek teknologi, karena bagaimanapun tanpa tehnologi, petani hanya akan ada di standar kehidupan yang rendah,” ucap Masitah.
“Selain itu kami juga akan memberikan bantuan-bantuan peralatan -peralatan yang modern, karena selama ini keluhan para petani adalah mereka jarang sekali mendapatkan alat-alat peralatan yang modern serta ditambah lagi pupuk bersubsidi yang tidak pernah dirasakan,” tambah Masita.
Sebagai masukan. Kabupaten Paser sangat bergantung pada sektor sawit, dengan lebih 100 ribu hektar lahan yang dikelola oleh perusahaan besar dan petani swadaya, sektor ini menyumbang lebih dari 30 persen terhadap PDRB. Sektor pertanian menghasilkan 1,2 triliun pertahun dan menyerap hingga 20 ribu tenaga kerja.
Selain kontribusi pajak, sawit berperan penting dalam pendapatan aksi daerah (PAD), dimana tingginya ketergantungan pada harga pasar global yang dapat menyebabkan fluktuasi pendapatan, terutama bagi petani swadaya yang menentukan terhadap perubahan harga dan kualitas. (wp/ik)
Ayo tunjukan kwalitas masing2
Semoga aja bukan janji palsu
Maju terus tujuan membangun pasir mas
Tunjukkan kinerjanya pada masyarakat,biar masyarakat juga merasakan begitu peduli nya pemerintahan
Re