Isukaltim.com | Kantor Investigasi Korupsi untuk Pejabat Tinggi atau CIO Korea Selatan menghentikan upaya penangkapan terhadap Presiden Yoon Suk Yeol pada Jumat (03/01/24).
Gagalnya upaya tersebut terjadi setelah pihak militer dan pasukan keamanan presiden menghalangi tindakan aparat penegak hukum. CIO menyatakan bahwa mereka tidak dapat melaksanakan surat perintah penangkapan karena situasi terkini yang terhenti.
“Sehubungan dengan pelaksanaan surat perintah penangkapan hari ini, ditetapkan bahwa pelaksanaannya tak mungkin dilakukan karena kebuntuan yang sedang berlangsung,” ungkap CIO dalam pernyataan resmi, dikutip dari Al Jazeera.
Lembaga antikorupsi itu juga mengungkapkan kekhawatiran terhadap keselamatan personel mereka di lokasi yang menjadi alasan pembatalan upaya penangkapan. Pada Jumat pagi, tim CIO tiba di kediaman Yoon di Seoul, namun mereka dihadang sekitar 2.700 aparat kepolisian serta 135 bus polisi bersiaga di sekitar lokasi.
Walaupun penyidik CIO diberikan izin untuk melewati penghalang, proses penangkapan tidak berjalan lancar. CIO berencana menahan Yoon berdasarkan surat perintah penangkapan oleh pengadilan Seoul.
Permintaan penangkapan ini dilatarbelakangi oleh absennya Yoon dari panggilan sebelumnya sebanyak tiga kali. Yoon kini sedang diselidiki terkait deklarasi darurat militer yang ia keluarkan pada (03/12/24) lalu. Tuduhan terhadapnya mencakup pemberontakan dan penyalahgunaan kekuasaan.
Di sisi lain, nasib status kepresidenan Yoon saat ini sedang dibahas oleh Mahkamah Konstitusi. Jika Mahkamah menganggap pemakzulan sah, Yoon akan lengser, namun jika dianggap tidak sah, ia akan kembali memegang kekuasaan. (wp/ik)