Isukaltim.com | Universitas Cenderawasi bekerja sama dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Papua, mengadakan Kuliah umum “Perguruan Tinggi Peduli Kependudukan dan Dosen-Mahasiswa Peduli Stunting di Universitas Cenderawasih”, berlangsung di Aula FKIP Uncen, Jayapura, Papua, Jumat, (08/11/2024).
Kegiatan tersebut diadakan dalam upaya meningkatkan pemahaman dan kesadaran generasi muda terkait kependudukan dan kesehatan keluarga serta bertujuan mendorong dosen dan mahasiswa untuk berperan aktif dalam pencegahan stunting dan pendidikan kependudukan di Papua.
dalam kesempatanya, kepala BKKBN Provinsi Papua, Sarles Brabar, SE, M.Si, menyampaikan bahwa terdapat tiga pilar utama BKKBN dalam program ini, diantaranya Keluarga Berencana, Kependudukan, dan Pembangunan Keluarga.
Baca juga:Visi Misi Mulia Komunitas Linbank Dalam Menjaga Lingkungan dan Masa Depan Bumi Lebih Baik
Di hadapan sekitar 250 mahasiswa dan jajaran dosen FKIP Uncen, Sarles mengatakan, Keluarga Berencana (KB) meliputi pemahaman tentang merencanakan keluarga yang berkualitas, pentingnya pacaran sehat, serta menepis stigma bahwa program KB bukan sekadar pembatasan jumlah anak.
“Keluarga Berencana diharapkan menjadi landasan dalam membangun keluarga yang siap menghadapi tantangan global di masa depan,” tutur Sarles.
Lebih lanjut Sarles menjelaskan bahwa Pilar kedua adalah Kependudukan, di mana mahasiswa diajak memahami bahwa jumlah dan kualitas penduduk adalah aset penting bagi keberlanjutan daerah Papua dan NKRI.
“Pendidikan kependudukan di kalangan mahasiswa diharapkan menumbuhkan kesadaran akan peran strategis penduduk berkualitas dalam pembangunan bangsa, termasuk dalam isu kesehatan reproduksi,” ujar Sarles.
Baca juga: Awasi Penditribusian Gas Elpiji 3 Kg Di Kabupaten/Kota, Pemprov Kaltim Bentuk Tim Koordinasi
Masih kata Sarles bahwa Pilar ketiga, pembangunan keluarga memfokuskan pada persiapan generasi muda untuk membangun keluarga sehat, berpendidikan, dan berorientasi pada kesejahteraan.
“Dalam upaya ini, mahasiswa dan dosen terlibat aktif melakukan penyuluhan langsung di lapangan, khususnya terkait upaya pencegahan stunting,” ucap Sarles.
“Untuk itu, mahasiswa dilatih untuk memberikan informasi dan pemahaman seputar pentingnya gizi pada masa kehamilan dan anak usia dini, yang merupakan fase kritis untuk mencegah stunting,” tutup Sarles.
Sebagai informasi. Berdasarkan Data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023, prevalensi stunting se-tanah Papua adalah 25% di Papua Selatan, 28,6% di Papua, 37,3% di Papua Pegunungan, dan 39,4% di Papua Tengah.
Mengatasi stunting bersama mahasiswa memang masih menjadi tantangan serius di Papua. Untuk itu, dosen dan mahasiswa perlu dilibatkan. Mereka bisa menjadi agen perubahan yang terjun langsung ke masyarakat di kampung-kampung di Papua, melalui kegiatan edukasi dan sosialisasi pencegahan stunting. (wp/ik)
S3mangat
Mantap terus tingkatan pemahaman dan penyuluhan tentang penting kesehatann gizi bagi ibu ” hamil
Nah ini baru berita terkini
[…] Baca juga :BKKBN Papua Gandeng Universitas Cenderawasih Cegah Stunting di Provinsi Papua […]