Isuterkini.com| Badan Perserikatan Bangsa Bangsa dalam urusan pengungsi di palestina yakni United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees in the Near East (UNRWA) dilarang di Israel. Hal ini terjadi setelah Parlemen Israel menyetujui RUU yang melarang UNRWA.
Sikap Israel itu menuai kecaman internasional salah satunya Amerika Serikat (AS) yang sampaikan peringatan kepada Israel. Meskipun mendapat peringatan, anggota parlemen Israel dengan suara bulat meloloskan RUU yang melarang UNRWA bekerja di Israel dan Yerusalem timur yang diduduki.
Keputusan pengesaan RUU itu menjadikan Israel secara ketat mengendalikan semua pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza, dan anggota parlemen juga meloloskan tindakan yang melarang para pejabat Israel bekerja dengan UNRWA dan pegawainya.
Sebagai informasi, selama ini UNRWA telah menyediakan bantuan penting, sekolah, perawatan kesehatan, dan bantuan di seluruh wilayah Palestina dan untuk pengungsi Palestina di tempat lain selama lebih dari tujuh dekade.
“Ada hubungan yang mendalam antara organisasi teroris (Hamas) dan UNRWA, dan Israel tidak dapat membiarkannya,” kata Yuli Edelstein di parlemen saat ia menyampaikan RUU tersebut, dilansir kantor berita AFP, Selasa (29/10/24).
Diketahui bahwa Yuli Edelstein merupakan salah satu anggota parlemen Israel yang mensponsori Rancangan Undang-Undang tersebut untuk diloloskan.
Menyikapi tindakan Israel yang melarang UNRWA, beberapa sekutu Barat Israel menyuarakan kekhawatiran atas larangan tersebut. Perdana Menteri Inggris Keir Starmer mengatakan Inggris sangat khawatir. Amerika Serikat pun menyatakan keprihatinan mendalam, dengan menekankan bahwa UNRWA memiliki peran kritis dalam memberikan bantuan kepada warga sipil di Gaza.
“Pengesahan undang-undang ini bisa memiliki implikasi di bawah hukum AS,” tandas Matthew Miller, juru bicara Departemen Luar Negeri AS.
Lebih lanjut Matthew Miller menyampaikan bahwa UNRWA memainkan peran penting dalam menyediakan layanan bagi warga Palestina di Tepi Barat dan wilayah lainnya. Menurutnya, badan PBB itu menjalankan peran yang tak tergantikan di Gaza.
Masih menurut Matthew Miller, UNRWA telah berada di garis depan dalam memberikan bantuan kemanusiaan kepada masyarakat. Mereka memilik peran yang sangat krusial dan tak tergantikan disaat krisi terjadi di Palestina.
Sementara itu, Jerman memperingatkan bahwa hal itu akan secara efektif membuat pekerjaan UNRWA di Gaza, Tepi Barat, dan Yerusalem timur menjadi mustahil membahayakan bantuan kemanusiaan penting bagi jutaan orang warga Palestina.
Tak ketinggala, Sekjen PBB Antonio Guterres memperingatkan bahwa RUU Israel itu bisa memiliki konsekuensi yang menghancurkan jika diterapkan, dan kemungkinan akan mencegah UNRWA melanjutkan pekerjaan pentingnya untuk kemanusiaan. (ndt/it)