Isukaltim.com | Ahmad Zaki, pelestari ikan hias yang ada di Paser, Kalimantan Timur. Sudah berjalan 4 tahun melestarikan ikan dan 5 tahun aktif dalam Komunitas CMP (Chana Maru Paser), komunitas yang sejak tahun 1998 berdiri dan hampir diikuti 200 anggota.
Ahmad Zaki menjelaskan awal di bentuk komunitas CMP untuk membudidayakan dan memperkenalkan ikan channa maru dan komunitas ini bukan hanya di lokal namun hingga nasional.
Masih menurut Ahmad Zaki, Karena ikan channa maru ini memang unik,”Keunikannya cara pemeliharaan nya tidak repot, tidak perlu pakai banyak listrik, karena tidak memakai airlator, tidak pakai filter, hanya perlu pencahayaan dari lampu saja untuk bertahan hidup. Bahkan ikan channa maru ini ikan yang sangat kuat, walaupun seminggu tidak kita kasih makan ikan ini masih bertahan hidup bahkan pernah juga lebih dari seminggu”.
Baca juga: Andalas Cellular Hadir Di Tanah Grogot Dengan Varian Produk All Brand Penuhi kebutuhan Gadget Warga
“Channa maru ini memang ikan asli Kalimantan, kebanyakan dari kalsel dan kalteng. Namun dibudidayakan oleh orang Jawa dan sampai ke Malaysia, Filiphina, Thailand, Singapura pun membudidayakan ikan channa maru ini,”ujar Ahmad Zaki.
Lebih lanjut Ahmad Zaki menerangkan, ada beberapa motif ikan channa maru, yaitu channa maru istilahnya yellow yang berarti warna kuning , dan red yang berarti warna merah, channa pulchra itu berhasal dari india, channa andraw, channa auranti, dan masih banyak lagi.
“Untuk membudidayakan ikan channa tidak sembarang orang, bahkan di Paser belum ada, kebetulan yang bisa membudidayakan ikan channa pada saat ini adalah orang-orang yang ada di kawasan kalsel, kalteng dan kebanyakan di jawa,” ulas Ahmad Zaki.
Baca juga: Cerita Yenneheather, Fashion Desainer Dan Influencer Yang Menginspirasi Anak Muda Membangun Usaha
Ahmad Zaki menambahkan dari segi harganya, ikan ini sering disebut ikan sultan. Harga yang relatif tergantung ukuran, mulai dari kecil-besar. Ikan berukuran kecil bisa terjual dengan harga 2-4 juta sedangkan yang besar agak naik lagi bisa mencapai 5-10 juta, dan untuk yang termahal pernah terjual dengan harga 75 juta (Di Pulau Jawa), Sehingga tidak semua orang yang memiliki ikan sultan ini. Namun pada saat ini ada beberapa orang memburu ikan channa untuk dijadikan ikan hias dirumahnya.
“Menjual ikan channa bukan hanya dilihat dari ukuran namun ada dari motif, dan ada juga dari bakat maksudnya ketika ikan channa tersebut telah memenangkan beberapa kontes, ketika itulah harganya bisa menjadi lebih mahal hingga 3-5x lipat dari harga awal beli ikan tersebut,” tambah Ahmad Zaki.
Masih menurut Ahmad Zaki, Ikan channa ini sering diperlombakan dan mungkin di akhir tahun akan diadakan lagi kontes ikan channa,”Seperti sebelum-sebelumnya bahkan Kabupaten Paser perna menjadi penyelenggara sekaltim, kebetulan kita yang adakan open nasional bertepatan di gedung kehutanan di jalur 2. Kita panggil juri nasional nya langsung yang punya aturan, kita undang dari jakarta namanya bang Faisal dan didampingi oleh teman-teman yang ada di sini. Alhamdulillah berjalan dengan sukses karena di support juga oleh Pemerintah dan beberapa perusahaan sekitar”.
“Ikan yang saya budidayakan alhamdulillah juga sudah pernah beberapa kali ikut kontes hingga Samarinda, Balikpapan, Banjarmasin, bahkan dilokal pun kita mendapatkan beberapa piala, pernah juga Paser mendapatkan green championnya atau juara terbanyak. Paser berhasil mendapatkan Green champion dari beberapa peserta luar seperti dari Berau, Balikpapan, Samarinda, Kalsel bahkan ada yang dari Jawa,” kata Ahmad Zaki.
Bukan hanya sekedar menyalurkan hobi. Ahmad Zaki menerangkan bahwa, jika ada masyarakat dan teman-teman yang ingin ikut merawat serta melestarikan dirinya akan menjualnya, agar ikan asli Kalimantan ini tetap lestari tidak punah. (nh/ik)
Sy jg mau ikut komonitas ini nh
ikan gabus..wkwkwwk
Brp sekarang hrg ikannya
Boleh nih gabung di komonitas ikan